Jumat, 08 Oktober 2010

Tips Memilih Lokasi yang Strategis

Biaya hidup dan harga kebutuhan pokok yang terus meningkat dari hari ke hari, memaksa banyak karyawan untuk berfikir keras bagaimana menambah income bulanan. Jika hanya berharap pada gaji, akan sangat tidak sebanding dengan banyaknya kebutuhan, baik itu untuk makan sehari-hari, jajan anak-anak, kebutuhan sekolah, pengobatan, atau mungkin ada anak saudara yang ikut menumpang dirumah yang perlu juga dibiayai sekolahnya.

Jika baru lulus smu atau universitas, di hadang oleh susahnya mencari lowongan pekerjaan, sudah melamar sana-sini tapi belum ‘keterima‘, padahal nilai IP sangat baik dan memuaskan, tapi karena tingkat persaingan tenaga kerja yang ketat, akhirnya nasib baik belum menghampiri. Bukannya pemerintah tidak ikut memikirkan hal ini, pemerintah juga telah berupaya mengurangi pengangguran di negeri ini dengan cara membuka kesempatan seluas-luasnya untuk di terima sebagai PNS, tapi karena jumlah lulusan smu dan universitas yang mencari lapangan pekerjaan sangat banyak, lowongan pekerjaan di pemerintahan dan dunia swasta belum mampu menampungnya.

Di saat-saat seperti ini, mungkin bisa di coba untuk membuka usaha sendiri alias berwirausaha menjadi seorang entrepreneur kecil-kecilan, syukur-syukur bisa menjadi entrepreneur sukses sekelas Pak Roni Yuzirman atau pengusaha lainnya, Namun hati-hati, tidak sedikit mereka yang ingin segera meraup untung malah menuai rugi. Biasanya hal ini terjadi karena mereka hanya melihat orang lain sukses disuatu bisnis, misalnya di bisnis A, akhirnya mereka ikut-ikutan meniru dan masuk ke bisnis A tanpa memperhitungkan situasi dan kemampuan yang ada.

Saat ini, banyak pengusaha muda yang memulai bisnis dari kampus alias saat masih masa kuliah. Trik pertamanya adalah memanfaatkan kampus sebagai pangsa pasar utamanya untuk berbisnis. Misalnya membuka jasa pengetikan atau sewa komputer, jasa les bahasa inggris atau les komputer, membuka warung makan murah meriah atau membuka toko kecil yang menjual alat-alat kantor dan kuliah plus jasa fotocopy. Pola bisnis ini biasanya difokuskan pada kegiatan dalam kampus dan mahasiswa. Beberapa usaha yang berawal dari kampus antara lain: Genesha Operation, Sugema, Pt Tirta Maya Cybermedia.

Ada juga yang memulai usahanya karena tekanan ekonomi untuk melanjutkan kuliah. Karena biaya yang minim, akhirnya “terpaksa” cari usaha sampingan supaya bisa tetap kulaih. Dan setelah tamat dari universitas, pekerjaan yang ditekuni juga tak jauh dari bidang bisnis yang dirintis sejak masa kuliah. Contohnya Bapak Abdul Latief, Bos Pasaraya yang memulai bisnisnya dengan berjualan telur di pasar untuk membiayai kualiahnya di Universitas Krisna Dwipayana.

Selain memulai bisnis saat masa kuliah, bisa juga memulai membuka usaha setelah lulus dari bangku kuliah atau dari smu/ stm. Biasanya hal ini di lakukan sambil menunggu panggilan karja. Umumnya hal ini dapat dilakukan oleh mereka yang sudah merintis bisnisnya dari masa dibangku sekolah atau belajar membuka usaha dari orangtuanya yang juga berstatus sebagai wirausaha atau pebisnis. Namun tidak menutup kemungkinan juga dapat dilakoni oleh mereka yang orangtuanya bukan pebisnis, tapi memiliki tekad memulai usaha karena lamaran kerja tidak ada satu-pun yang “nyantol“. Ada juga yang setelah lulus dari universitas, membuat usaha kecil “setengah coba-coba” di bidang yang memiliki pengalaman di masa kuliah, namun kemudian berkembang menjadi usaha yang besar, seperti kisah Budyarto dan 2 rekannya yang mendirikan Debindo yang pada mulanya menangani sub kontrak produk-produk promosi untuk agensi besar.

Bagaimana dengan “Bekerja lebih dahulu lalu perlahan menjadi wirausaha?” Langkah tersebut juga banyak ditempuh para wirausahawan. Selama menjadi karwayan, bisa mendapatkan pengalaman yang berharga, jaringan dan informasi yang lebih banyak tentang seluk beluk bisnis yang akan ditekuni. 5 s/d 15 tahun setelah lulus dari smu atau universitas merupakan masa yang paling pas. Setelah masa tersebut, seseorang akan sangat terbantu untuk sukses karena memiliki pengalaman, relasi, jaringan dan informasi dalam memulai bisnis barunya. Namun, kadangkala, kalau seseorang sudah masuk ke “zona nyaman” di dalam karirnya, biasanya dia akan “betah” lama-lama berkarir dan enggan terjun menjadi wirausahawan. Baru tersadar jika sudah mengalami masa sulit, misalnya harga-harga melambung tinggi, dan jumlah income dari gaji sudah sebanding lagi dengan tingkat inflasi yang terjadi.

Adhi S Lukman merintis Inaco setelah bekerja di pabrik makanan sekitar 4 tahun. M Najik membangun Kelola Mina Laut setelah 8 tahun bekerja di beberapa perusahaan sea-food. Pada saat bekerja dan menjalani karir menjadi karyawan, mereka belajar dan menyerap ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Sehingga pada gilirannya mereka merintis usaha sendiri, tidak ada kecanggungan atau salah langkah dalam bisnis baru mereka.

Bagi yang ingin memulai bisnis pertamanya, supaya tidak terjebak atau mengalami kerugian dalam memulai bisnis atau usaha, sebaiknya rencanakan dengan baik dan matang bisnis yang akan dijalankan. Namun demikian, jangan sampai terjebak pada kagiatan “kalkulasi” yang terlalu lama sehingga akhirnya tidak mengambil action. Memang penting sekali melakukan survey kelayakan usaha, menghitung untung rugi, melihat kondisi pasar, tapi jangan sampai hal-hal tersebut menghilangkan semangat kita memulai usaha dan akhirnya menunda-nunda rencana kita membuka sebuah usaha.

Dalam banyak hal, sukses atau tidaknya suatu usaha tergantung pada kreativitas dan kejelian pelaku bisnis itu sendiri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai suatu usaha antara lain:

1. Lihat situasi pasar (lokasi bisnis)

Lokasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam hal membuka usaha. Lakukan analisis kebutuhan di suatu tempat atau area, dengan melihat situasi pasar bisa ditentukan jenis usaha apa yang ingin di buka. Ada usaha yang cocok dibuka disuatu tempat / area, tetapi tidak cocok di tempat lainnya. Misalnya, mahasiswa biasanya membutuhkan tempat fotocopy atau rental komputer, maka tempatnya pun harus mendekati universitas atau kos-kosan mahasiswa. Sedangkan kalau mau buka usaha toko kelontong lebih cocok disekitar perumahan atau pemukiman penduduk. Lihat kondisi daerah yang anda bidik, ramai atau tidak, potensinya, dan rencana pengembangan daerah itu kedepannya, karena hal itu berhubungan dengan maju mundurnya bisnis anda di masa depan.

Jika harga sewa suatu lokasi lumayan mahal dan tak terjangkau, bisa mencoba memulai usaha dari rumah sendiri terlabih dahulu, misalnya menyulap garasi menjadi tempat usaha. Coba jika anda berjalan-jalan, lihatlah saat ini di depan rumah-rumah orang sudah banyak yang berjualan, ada yang berjualan voucher handphone, casing, hp second, ada yang berjulan nasi uduk, ada yang berjualan barang kelontong (aneka keperluan rumah tangga dan bahan pokok), pisang goreng, sampai ayam goreng crispy. Kelebihan membuka usaha dari rumah adalah sewa tempat menjadi “Gratis“, dan untuk penerangan malam hari tinggal diambil dari listrik rumah.

2. Modal

Ini yang paling yang harus disiapkan. Modal awal bisa berasal dari gaji yang disisihkan atau sumber lain. Bagaimana jika tidak punya modal sama sekali? jika tidak punya dana cash sama sekali, coba jadi “broker” terlebih dahulu, misalnya menjadi freelance marketer produk orang lain, dari komisi yang didapatkan dikumpulkan sedikit demi sedikit sehingga tercapai modal yang cukup untuk memulai usaha. Jadi diperlukan sikap disiplin menyisihkan penghasilan untuk modal usaha. Bisa juga (kalau terpaksa) meminjam ke sanak saudara, karena biasanya saudara sudah saling mengenal sehingga sudah ada rasa kepercayaan terhadap kita, sehingga mereka rela meminjamkan kita modal dengan bunga yang kecil. Usahakan minimal dana yang dimiliki sendiri 50% dari total modal yang dibutuhkan dan ingat perjanjian kapan pengembaliannya atau mencicil utang tersebut. Jangan sampai hubugan persaudaraan retak karena masalah hutang-piutang yang tidak beres.

Alternatif sumber modal yang lain adalah mengajak teman atau saudara untuk menanamkan modalnya pada usaha yang hendak dirintis. Atau bisa juga bikin usaha patungan, dengan modal dalam persentase tertentu. Misalnya rencana membuka toko baju dengan modal awal 10 juta (udah termasuk sewa tempat, peralatan dan barang modal), kalau buka sendiri memang berat, tapi kalau rencana ini bisa dishare ke saudara atau teman lain, misalnya ngajak 3 orang lagi untuk patungan, jadi total 4 orang yang bersama-sama membuka usaha, otomatis masing-masing cuma setor 2,5 juta, dan tentu lebih ringan.

3. Strategi bisnis & Promosi

Jika modal sudah disiapkan, dan lokasi sudah didapatkan, mulailah pelajari strategi bisnisnya. Dari bagaimana cara memperoleh penjualan yang bagus, cara mengelola usahanya, arus cash dan lain sebagainya, pendek kata bagaimana caranya supaya bisnis tersebut bisa berkembang dan maju. Katahui produk anda kapan permintaan konsumen banyak, dan kapan sepi, hal ini perlu disiapkan, karena berhubungan dengan pengelolaan keuangannya.

Langkah awal adalah memasang spanduk di depan toko, mencetak dan menyebarkan brosur, memasang banner di depan toko. Dalam melayani pelanggan harus ramah, dan penuhi kebutuhan pelanggan lebih dari apa yang dia harapkan, supaya lain kali dia membeli di toko kita, buka di tempat pesaing.

Selain itu, faktor promosi harus benar-benar diperhatikan, karena kadang-kadang kegiatan promosi dihilangkan saat roda bisnis sedang lesu dengan alasan tidak ada dana. Karena, promosi usaha dalam bentuk apapun jangan sampai terhenti dalam jangka waktu yang lama, karena bisa-bisa customer lupa akan usaha kita. Jika kita berpromosi secara rutin, orang akan selalu ingat kepada usaha , produk dan jasa kita, bahkan tertanam di alam bawah sadarnya informasi tentang bisnis kita. Promosi yang terus-menerus akan berdampak pada terjadinya penjualan.

Bila usaha sedang seret, tetaplah berpromosi, cuma usahakan mencari cara-cara promosi yang lebih efektif tapi lebih efisien dan mengena sasaran pelanggan kita. Kadang memang harus berkorban terlebih dahulu jika pemasukan minim tapi biaya promosi selalu keluar. Kalau kondisi ekonomi lagi buruk dan kita berhenti berpromosi, bisa-bisa kita dianggap sudah gulung tikar oleh pelanggan kita.

4. Keberanian mengambil resiko

“Menjadi entrepreneur itu resikonya besar!”. Ya … memang berisiko, tapi perlu diingat bahwa peluang incomenya juga lebih basar daripada sekedar menjadi karyawan biasa yang mengharapkan gaji bulanan yang jumlahnya di batasi. Di dalam dunia wirausaha, resiko kerugian sangat terbentang lebar, tetapi semua bisa diatasi dengan kehati-hatian dalam mengambil keputusan, kejelian, inovasi produk dan kreativitas dalam pemasaran.

5. Menjalin jaringan bisnis

Penting sekali untuk menjalin relasi atau jaringan bisnis seluas-luasnya. Ketahui setiap rekan bisnis, produk dan jasa apa yang mereka miliki, siapa tahu bisa bersinergi dengan anda. Rekan sesama pebisnis juga dapat saling memberi saran jika mengalami kesulitan dalam berbisnis.

http://partisimon.com/blog/hal-hal-yang-harus-diperhatikan-sebelum-memulai-bisnis-atau-berwirausaha-bagi-pemula.html

HASIL KERJA KARYAWAN

Karyawan merupakan faktor penting dalam menunjang perusahaan. Dari memonitoring maupun mengawasi karyawannya, perusahaan dapat menentukan apakah karyawan tersebut mendapatkan reward atau punishment. Kebanyakan perusahaan memonitoring karyawannya secar
Karyawan merupakan faktor penting dalam menunjang perusahaan. Dari memonitoring maupun mengawasi karyawannya, perusahaan dapat menentukan apakah karyawan tersebut mendapatkan reward atau punishment. Kebanyakan perusahaan memonitoring karyawannya secara langsung dan manual. Cara ini tidak efekif karena waktu yang dipakai sangat lama. Oleh karena itu perlu adanya sistem informasi yang dapat membantu perusahaan memonitoring karyawannya. Langkah untuk mewujudkannya melalui pengumpulan data, analisa kebutuhan, desain sistem, impelementasi desain serta uji coba sistem. Dokumen yang dihasilkan dalam tugas akhir ini adalah buku tugas akhir, SKPL, dan DPPL. Hasil tugas akhir ini berupa sistem informasi monitoring hasil kerja karyawan (SIMHKK) Divisi Business Support yang input datanya berupa data-data transaksi seperti registrasi, instalasi serta troubleshooting. Fasilitas yang dimiliki serta output dari SIMHKK yaitu mengelola data transaksi, menampilkan bonus karyawan, total hasil kerja karyawan serta fasilitas-fasilitas lain yang berhubungan dengan pengelolaan data pengguna dan yang mendukung fungsi utama.

http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100008030831/2948

Kinerja

Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.


Pengertian Kinerja Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.


Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Menurut John Whitmore (1997 : 104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.

Menurut Barry Cushway (2002 : 1998) “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.

Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : “ merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.

John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negative dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi, 3.Dukungan yang diterima, 4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc Cleland (1997) seperti dikutip Mangkunegara (2001 : 68), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi 2) Berani mengambil risiko 3) Memiliki tujuan yang realistis 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1)Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2)Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja 3)Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)


Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Bernardin dan Russel ( 1993 : 379 ) “ A way of measuring the contribution of individuals to their organization “. Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja.

Menurut Cascio ( 1992 : 267 ) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok”.

Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.

Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan”.

Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus menyelesaikan : 1.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2.Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision 3.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan : 1.Prestasi riil yang dicapai individu 2.Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja 3.Prestasi- pestasi yang dikembangkan.

Manfaat Penilaian Kinerja Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan latihan dan pengembangan 4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian pegawai 6.Membantu diaknosis terhadap kesalahan desain pegawai

http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja

Bukti Fisik - Bagian dari Marketing Mix

Bukti Fisik - Bagian dari Marketing Mix
Physical evidence as part of the marketing mix Bukti fisik sebagai bagian dari bauran pemasaran

Physical evidence is the material part of a service. bukti fisik adalah bagian materi layanan. Strictly speaking there are no physical attributes to a service, so a consumer tends to rely on material cues. Sebenarnya tidak ada atribut fisik untuk layanan, sehingga konsumen cenderung mengandalkan isyarat material.

Ada banyak contoh bukti fisik, termasuk beberapa hal sebagai berikut:

* Packaging. Kemasan.
* Internet/web pages. Internet / halaman web.
* Paperwork (such as invoices, tickets and despatch notes). Dokumen (seperti invoice, tiket dan catatan pengiriman).
* Brochures. Brosur.
* Furnishings. Perabotan.
* Signage (such as those on aircraft and vehicles). Signage (seperti yang di pesawat dan kendaraan).
* Uniforms. Seragam.
* Business cards. Kartu nama.
* The building itself (such as prestigious offices or scenic headquarters). Bangunan itu sendiri (seperti kantor bergengsi atau markas indah).
* Mailboxes and many others . Kotak surat dan banyak lainnya. . . . . . . . . . .

Kotak surat

A sporting event is packed full of physical evidence. Sebuah acara olahraga dikemas penuh dengan bukti fisik. Your tickets have your team's logos printed on them, and players are wearing uniforms. tiket Anda memiliki logo tim Anda dicetak pada mereka, dan pemain mengenakan seragam. The stadium itself could be impressive and have an electrifying atmosphere. Stadion itu sendiri bisa mengesankan dan memiliki suasana electrifying. You travelled there and parked quickly nearby, and your seats are comfortable and close to restrooms and store. Anda berkelana ke sana dan memarkir dengan cepat di dekatnya, dan kursi anda yang nyaman dan dekat dengan toilet dan menyimpan. All you need now is for your team to win! Yang Anda butuhkan saat ini adalah untuk tim Anda untuk menang!
Pemain Sepakbola

Some organisations depend heavily upon physical evidence as a means of marketing communications, for example tourism attractions and resorts (eg Disney World), parcel and mail services (eg UPS trucks), and large banks and insurance companies (eg Lloyds of London). Beberapa organisasi sangat tergantung pada bukti fisik sebagai alat komunikasi pemasaran, atraksi wisata contoh dan resort (misalnya Disney World), paket dan layanan surat (misalnya truk UPS), dan bank besar dan perusahaan asuransi (misalnya Lloyds of London).

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://marketingteacher.com/lesson-store/lesson-physical-evidence.html&ei=of6uTOOYD4GCvgPmgZWFBw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=1&ved=0CBwQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dphysical%2Bevidence%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D606%26prmd%3Db
Diposkan oleh Rizki Ardiyanti di 04.24 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Label: 9.Physical evidence
HASIL KERJA KARYAWAN
Karyawan merupakan faktor penting dalam menunjang perusahaan. Dari memonitoring maupun mengawasi karyawannya, perusahaan dapat menentukan apakah karyawan tersebut mendapatkan reward atau punishment. Kebanyakan perusahaan memonitoring karyawannya secar
Karyawan merupakan faktor penting dalam menunjang perusahaan. Dari memonitoring maupun mengawasi karyawannya, perusahaan dapat menentukan apakah karyawan tersebut mendapatkan reward atau punishment. Kebanyakan perusahaan memonitoring karyawannya secara langsung dan manual. Cara ini tidak efekif karena waktu yang dipakai sangat lama. Oleh karena itu perlu adanya sistem informasi yang dapat membantu perusahaan memonitoring karyawannya. Langkah untuk mewujudkannya melalui pengumpulan data, analisa kebutuhan, desain sistem, impelementasi desain serta uji coba sistem. Dokumen yang dihasilkan dalam tugas akhir ini adalah buku tugas akhir, SKPL, dan DPPL. Hasil tugas akhir ini berupa sistem informasi monitoring hasil kerja karyawan (SIMHKK) Divisi Business Support yang input datanya berupa data-data transaksi seperti registrasi, instalasi serta troubleshooting. Fasilitas yang dimiliki serta output dari SIMHKK yaitu mengelola data transaksi, menampilkan bonus karyawan, total hasil kerja karyawan serta fasilitas-fasilitas lain yang berhubungan dengan pengelolaan data pengguna dan yang mendukung fungsi utama.

http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100008030831/2948

hasil kerja panja honorer

Panitia Kerja Gabungan DPR RI telah melalui waktu selama 18 hari kalender. Beberapa kali pertemuan telah diikuti dan diiring oleh perwakilan dari Honorer. Masih ada sisa waktu 2 minggu sampai dengan tanggal 25 Februari 2010.

Panja Komisi VIII pada tanggal 11 Februari 2010 menerima perwakilan honorer, namun sekitar 80% adalah perwakilan honorer swasta. Pada rapat Panja Komisi VIII ternyata tidak menghasilkan hal yang berarti bagi perubahan nasib honorer sekolah negeri.

Namun dari Panja Komisi X, didapatkan hasil yang sangat menggembirakan bagi perjuangan Honorer Sekolah Negeri. Hasil yang ingin disampaikan disini merupakan hasil dari Panja dan belum menjadi suatu ketetapan. Namun demikian sudah bisa menjadi dasar hukum bagi Honorer untuk menumbuhkan semangat perjuangan wakil honorer di Jakarta.

Ada 2 hal penting dalam kerja Panja, yaitu RPP yang akan menjadi PP jika sudah disahkan dan Database honorer yang akan diatur oleh PP.

1. Mengenai Rencana Peraturan Pemerintah, sekiranya Panja tidak terlalu lama menyelesaikan. Pada tanggal 15 Februari 2010 adalah prediksi selesainya RPP oleh Panja jika dilihat dari perjalanan kerja Panja. Oleh karena itu telah direncanakan pada tanggal tersebut Honorer Instansi Pemerintah bisa hadir di senayan untuk memberikan dukungan kepada agar RPP segera disahkan menjadi PP.
2. Mengenai Database, tercatat dalam kerja Panja ada 3 kategori Honorer. Dimana penyelesaian yang diajukan sudah diatur sendiri-sendiri. Rencana Penyelesaian inilah yang harus bisa berubah lebih baik lagi agar memudahkan kita sebagai honorer instansi pemerintah melangkah ke status yang lebih baik lagi (menjadi PNS).


Tiga (3) Kategori Honorer yang dimaksud dalam Revisi Matrik Data Tenaga Honorer adalah :

1. Tenaga Honorer yang sudah masuk Database. Honorer yang dimaksud dalam kategori ini adalah 6.797 Tenaga Honorer Daerah Khusus Ibukota (Jakarta) yang belum diangkat menjadi PNS. Mereka diangkat menjadi CPNS tanpa Tes.
2. Tenaga Honorer yang pengangkatan sesuai PP namun belum masuk database (tercecer). Honorer dalam kategori ini terbagi 3: (1) Guru Bantu, Guru Honda dan Tenaga Lapangan di Instansi Pemerintah lain yang memenuhi Sayat PP akan diangkat CPNS tanpa tes. (2) Guru Honda dan PTT yang masa kerjanya tidak diketahui akan diverifikasi untuk langkah penyelesaiannya, dan (3) Guru Bantu dan Tenaga Honorer Instansi Pemerintah lain yang tidak memenuhi syarat PP seperti usia dll, akan diberi kesejahteraan dengan PP baru.
3. Tenaga Honorer yang pengangkatannya tidak sesuai PP. Tenaga Honorer yang termasuk kategori ketiga adalah Guru Honda, GTT, Tenaga Kependidikan (PTT) dan Tenaga Honorer Instansi Pemerintah lain dengan pembagian : telah mengabdi 1 tahun per 1 Januari 2006 di Instansi Pemerintah dan mengisi kebutuhan; telah mengabdi 1 tahun per 1 Januari 2006 di Instansi swasta dan mengisi kebutuhan; mengabdi kurang dari 1 tahun per 1 Januari 2006 di Instansi Pemerintah dan mengisi kebutuhan; dan bertugas kurang dari 1 tahun per 1 Januari 2006 di Instansi swasta serta mengisi kebutuhan. Penyelesaiannya kategori dengan tes sesama honorer dan kesempatan mengikuti tes jalur pelamar umum.

Pada kategori penyelesaian Tenaga Honorer yang ke 3 inilah yang perlu perjuangan lebih keras lagi agar penyelesaian yang diajukan panja sebelum di sahkan dalam Rakergab bisa berubah lebih memudahkan lagi bagi Honorer Instansi Pemerintah yang telah mengabdi lama.
Harapan dari pengurus PHSNI kepada semua honorer Instansi Pemerintah adalah :

1. Tetap semangat dan solid dalam wadah persatuan. Berilah dukungan kepada pengurus yang mewakili Honorer ke Senayan.
2. Jangan pernah ketinggalan memantau hasil kerja Panja dengan sisa waktu ini melalui siaran / media lain maupun dari website ini.
3. Tetap berjuang di tingkat daerah untuk memperoleh pengakuan dari Pemda masing-masing agar kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi (PNS) semakin mudah dan cepat bagi kita.

http://www.google.co.id/webhp?hl=id#hl=id&biw=1024&bih=606&q=hasil+kerja+panja+honorer&aq=2&aqi=g3&aql=&oq=hasil+kerja&gs_rfai=&fp=2d91eb1f81eb2e5e

Hasil Kerja : Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga

Proses adalah keadaan ketika sebuah program sedang di eksekusi. Saat komputer berjalan, terdapat banyak proses yang berjalan secara bersamaan. Sebuah proses dibuat melalui system call create-process yang membentuk proses turunan ( child process) yang dilakukan oleh proses induk ( parent process). Proses turunan tersebut juga mampu membuat proses baru sehingga semua proses ini pada akhirnya membentuk pohon proses.

Ketika sebuah proses dibuat maka proses tersebut dapat memperoleh sumber-daya seperti waktu CPU, memori, berkas, atau perangkat I/O. Sumber daya ini dapat diperoleh langsung dari sistem operasi, dari proses induk yang membagi-bagikan sumber daya kepada setiap proses turunannnya, atau proses turunan dan proses induk berbagi sumber-daya yang diberikan sistem operasi.

Pengelolaan Proses

Proses perlu dikelola karena dalam sebuah proses membutuhkan beberapa sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya. Sumber daya tersebut dapat berupa CPU time, memori, berkas-berkas, dan perangkat-perangkat I/O.

Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan managemen proses seperti:

• Pembuatan dan penghapusan proses pengguna dan sistem proses.

• Menunda atau melanjutkan proses.

• Menyediakan mekanisme untuk proses sinkronisasi.

• Menyediakan mekanisme untuk proses komunikasi.

• Menyediakan mekanisme untuk penanganan deadlock.

Perkembangan sistem komputer mendatang adalah menuju ke sistem multi- processing, multiprogramming, terdistribusi dan paralel yang mengharuskan adanya proses-proses yang berjalan bersama dalam waktu yang bersamaan. Hal demikian merupakan masalah yang perlu perhatian dari perancang sistem operasi. Kondisi dimana pada saat yang bersamaan terdapat lebih dari satu proses disebut dengan kongkurensi (proses-proses yang kongkuren).

Proses-proses yang mengalami kongkuren dapat berdiri sendiri (independen) atau dapat saling berinteraksi, sehingga membutuhkan sinkronisasi atau koordinasi proses yang baik.

http://yogapw.wordpress.com/2009/10/05/pengertian-proses-dalam-sistem-operasi/

Pengertian Proses dalam Sistem Operasi

Proses adalah keadaan ketika sebuah program sedang di eksekusi. Saat komputer berjalan, terdapat banyak proses yang berjalan secara bersamaan. Sebuah proses dibuat melalui system call create-process yang membentuk proses turunan ( child process) yang dilakukan oleh proses induk ( parent process). Proses turunan tersebut juga mampu membuat proses baru sehingga semua proses ini pada akhirnya membentuk pohon proses.

Ketika sebuah proses dibuat maka proses tersebut dapat memperoleh sumber-daya seperti waktu CPU, memori, berkas, atau perangkat I/O. Sumber daya ini dapat diperoleh langsung dari sistem operasi, dari proses induk yang membagi-bagikan sumber daya kepada setiap proses turunannnya, atau proses turunan dan proses induk berbagi sumber-daya yang diberikan sistem operasi.

Pengelolaan Proses

Proses perlu dikelola karena dalam sebuah proses membutuhkan beberapa sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya. Sumber daya tersebut dapat berupa CPU time, memori, berkas-berkas, dan perangkat-perangkat I/O.

Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan managemen proses seperti:

• Pembuatan dan penghapusan proses pengguna dan sistem proses.

• Menunda atau melanjutkan proses.

• Menyediakan mekanisme untuk proses sinkronisasi.

• Menyediakan mekanisme untuk proses komunikasi.

• Menyediakan mekanisme untuk penanganan deadlock.

Perkembangan sistem komputer mendatang adalah menuju ke sistem multi- processing, multiprogramming, terdistribusi dan paralel yang mengharuskan adanya proses-proses yang berjalan bersama dalam waktu yang bersamaan. Hal demikian merupakan masalah yang perlu perhatian dari perancang sistem operasi. Kondisi dimana pada saat yang bersamaan terdapat lebih dari satu proses disebut dengan kongkurensi (proses-proses yang kongkuren).

Proses-proses yang mengalami kongkuren dapat berdiri sendiri (independen) atau dapat saling berinteraksi, sehingga membutuhkan sinkronisasi atau koordinasi proses yang baik.

http://yogapw.wordpress.com/2009/10/05/pengertian-proses-dalam-sistem-operasi/